Bierkeller Putsch

Jumat, 04 September 2009

Bierkeller Putsch (atau juga dikenal sebagai Putsch München) merupakan suatu percobaan nekad partai Nazi untuk menjatuhkan pemerintahan demokrasi dan mengambil alih kekuasaan melalui cara pemberontakan. "Putsch" bermakna perebutan kekuasaan di dalambahasa Jerman, sedangkan Bierkeller ialah dewan pertemuan dimana minuman bir biasanya dihidangkan kepada orang banyak. Bermula pada8 November 1923 di Bürgerbräu Keller sebuah Bierkeller yang terbesar di München dan berakhir sehari kemudian di pusat kota München.


Latar belakang

Selepas Perang Dunia I, pemerintah Jerman telah dipaksa untuk membayar pemerintah Prancis sejumlah uang yang besar tetapi mereka enggan membayarnya. Akibatnya nilai mata uang Jerman telah jatuh dengan parah dan negara telah dilanda inflasi. Namun, rakyatnya tetap menyokong pemerintahannya dan memuji ketahanan Jerman menentang Perancis. Malangnya pada September 1923, pemerintah Jerman terpaksa akur dengan kehendak Perancis dan mulai membayar balik hutang mereka. Ini telah membangkitkan kemarahan orang banyak terutama kelompok pelampau di wilayah Bavaria.

Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei dan kelompok politik yang lain mengambil kesempatan dengan ketegangan yang sedang berlaku. Adolf Hitler yang semakin terdesak untuk memegang pucuk pimpinan partai sadar bahwa ia perlu mengambil tindakan segera. Semasa itu partai Nazi, yang mempunyai 55.000 anggota, merupakan partai politik yang terbesar di Jerman dan mempunyai sistem organisasi terbaik dibandingkan dengan partai-partai lain.

Perebutan kekuasaan yang gagal

Rencana awal Hitler ialah untuk menculik Perdana Menteri Bavaria dan anggota tertinggi kerajaan di sana dan memaksa mereka untuk menyertai pemberontakan terhadap pemerintahan demokrasi Jerman. Ia tau bahwa sebanyak 3.000 anggota pemerintah Bavaria akan mengadakan perjumpaan di beer hall. Oleh karena itu, ia mengarahkan Sturmabteilung (SA) untuk mengepung beer hall tersebut. SewaktuGustav von Kahr, perdana menteri Bavaria sedang berucap, Adolf Hitler dan pasukan badainya yang bersenjata menerobos ke dalam bangunan itu. Kemudian Hitler memaksa Gustav von Kahr, Otto von Lossow (panglima militer Bavaria), dan Hans von Lossow, ketua polisi BundeslandBayern ke bilik yang berlainan.

Setelah itu Hitler memberi tahu mereka bertiga bahwa ia akan menjadi pemimpin baru Jerman dan menawarkan mereka jabatan tertinggi dalam pemerintahannya. Pada mulanya mereka enggan bekerja sama karena tidak mau menjadi pengkhianat bangsa. Setelah itu Erich Ludendorff, seorang perwira Perang Dunia I mencoba membujuk mereka. Akhirnya mereka bersepakat dengan Hitler dan di hadapan para pegawai pemerintah yang lain mereka memberi sokongan yang penuh kepada kelompok pemberontak. Hitler amat gembira saat mendapat sokongan mereka dan mulai percaya rencananya untuk menjadi pemimpin Jerman akan menjadi kenyataan. Tetapi telah diberi tahu bahwa rencana mengepung barak tentara Jerman menemui kesulitan. Oleh karena itu ia pun bergegas ke sana.

Tindakannya itu ternyata merupakan satu kesalahan. Tanpa kehadirannya pemberontak di dewan itu telah menjadi kocar-kacir. Ketiga pegawai tertinggi itu berhasil melepaskan diri setelah berjanji untuk setia kepada pemerintah Hitler. Hitler pun gagal menawan barak militer Jerman dan pulang kembali kepada Beer Hall dan mendapati orang tebusannya telah berhasil melarikan diri. Ia mulai sadar rencananya telah gagal tetapiErich von Ludendorff meyakinkannya bahwa jika mereka bersama-sama berarak-arakan ke Munchen, mereka akan berhasil merampas kekuasaan pemerintah. Eric begitu yakin takkan ada yang akan menembaknya, malah pihak polisi atau tentara di sana mungkin juga turut serta dengan pihak Nazi.

Adolf Hitler yang hampir putus asa itu terpaksa setuju dengan rencana Eric. Lalu dengan bala tentaranya sebanyak 3.000 orang mereka berarak menuju ibukota Jerman iaitu Berlin untuk menumbangkan pemerintah nasional. Walaupun begitu, Perdana Menteri Bayern serta pegawai pemerintahan yang lain telah berpaling tadah dan berusaha untuk menumpaskan kudeta tersebut. Strategi Hitler salah karena tidak mengarahkan tentaranya untuk menawan pusat komunikasi utama seperti stasiun radio dan kantor telegraf. Keesokan harinya, Perdana Menteri Bavaria telah mengkritik kudeta tersebut dan melarang parti Nazi yang bermarkas disana. Selain itu, pemerintah Bavaria dengan pantasnya telah memberi peringatan kepada pemerintah pusat mengenai rencana Hitler. Oleh itu, penguasa Munich telah bersedia untuk menumpas kudeta itu.

Saat pendukung Hitler tiba di Munich mereka telah bertembung dengan angkatan polisi di sana. Pertempuran sengit kemudian terjadi antara pihak Nazi dengan pihak berkuasa Muenchen. Dalam beberapa menit saja, 21 orang (termasuk 16 anggota Nazi) terbunuh dan beberapa ratus orang cedera. Hitler berhasil melarikan diri tetapi akhirnya ia bersama pegawai teringginya telah ditangkap.

Nazi setelah peristiwa Bierkeller Putsch

Banyak yang menyangka perebutan kekuasaan yang gagal itu telah menamatkan riwayat partai Nazi. Tetapi Hitler telah menggunakan kesempatan tersebut untuk menyebarkan ideologinya kepada rakyat jelata.

Dalam masa yang singkat, Hitler telah menjadi seorang terkenal disebabkan liputan media yang meluas. Para hakim dalam pembicaraannya telah dipilih oleh seorang yang pro-Nazi dalam pemerintah Bayern. Mereka membenarkannya menggunakan mahkamah sebagai pentas untuk menyebarkan propagandanya kepada rakyat.

Sewaktu pembicaraan dijalankan, ia yang bijak berpidato telah menjelaskan dengan panjang lebar mengenai aspirasi partai Nazi. Rakyat yang pada waktu itu tidak mengenali Hitler, mulai sadar tentang dia dan partainya. Malah mereka suka dengan kepribadiannya yang hebat serta argumennya yang berisi. Antara lain mereka setuju dengannya bahwa pemerintah yang "menikam mereka dari belakang" harus dijatuhkan. Mereka juga terpengaruh dengah kata-katanya yang penuh semangat.

Ahkirnya, Hitler dijatuhi hukuman lima tahun dengan 6 bulan parol. Sementara pegawai-pegawai lain telah mendapat hukuman yang ringan. Namun demikian, ia dilepaskan dari penjara setelah 8 bulan. Sewaktu dipenjara ia telah mengarang bukunya yang popular Mein Kampf. Selepas peristiwa yang memalukan tersebut, ia berikrar untuk mendapat kekuasaan dengan cara yang lebih demokratis.

Malam Pisau Panjang

Kamis, 03 September 2009

Malam Pisau Panjang atau "Operasi Kolibri" (bahasa Jerman: Kolibri) adalah pembersihan besar-besaran yang terjadi di Jerman Nazi antara tanggal 30 Juni sampai 2 Juli 1934, ketika rezim NSDAP menghukum mati sekitar 90 orang untuk alasan politik. Kebanyakan yang dibunuh adalah anggota "Pasukan Badai" (SA).

Adolf Hitler bermusuhan terhadap SA dan pimpinannya Ernst Julius Rohm, karena Hitler melihat kebebasan SA dan kesukaan anggotanya akan kekerasan jalanan merupakan ancaman langsung bagi kekuasaannya. Hitler juga menginginkan pencegahan gerakan apapun oleh para petinggi Reichswehr, militer Jerman, yang takut dan benci akan SA, membatasi kekuasaannya, khususnya sejak Ernst Rohm menunjukkan gelagat ambisinya untuk menggabungkan Reichswehr ke dalam SA dengan dirinya sebagai kepala. Akhirnya, Hitler menggunakan pembersihan itu untuk melawan kritik konservatif dalam rezimnya, khususnya yang setia pada Wakil Kanselir Franz von Papen, dan membereskan urusan dengan musuh-musuh lama.

Holocaust

Jumat, 31 Juli 2009

Holocaust

Holocaust (dari bahasa Yunani: holokauston yang berarti "persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya") adalah genosida sistematis yang dilakukan Jerman Nazi terhadap berbagai kelompok etnis, keagamaan, bangsa, dan sekuler pada masa Perang Dunia II.

Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai "Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi". Jumlah korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa. Genosida ini yang diciptakan Adolf Hitler dilaksanakan, antara lain, dengan tembakan-tembakan, penyiksaan, dan gas racun, di kampung Yahudi dan Kamp konsentrasi. Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap kaum Nazi "tidak disukai" antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah's Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jika turut menghitung kelompok-kelompok ini dan kaum Yahudi juga, maka jumlah korban Holocaust bisa mencapai 9-11 juta jiwa.
Arti Holocaust
Nama Holocaust berasal dari kata Yunani yang digunakan dalam Alkitab, yang berarti persembahan bakaran yang utuh. (Ibrani 10:6) Namun sehubungan dengan artikel ini, “Holocaust adalah penganiayaan dan pemusnahan orang Eropa keturunan Yahudi secara sistematis dan yang disponsori negara Jerman Nazi dan sekutu-sekutunya antara tahun 1933-1945.
Pengingkaran Holocaust
Pengingkaran holocaust atau holocaust denial adalah kepercayaan bahwa Holocaust tidak pernah terjadi, atau jauh lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi; bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan masal di kamp-kamp konsentrasi. Mereka yang percaya akan hal ini biasanya menuduh bangsa Yahudi atau kaum Zionis mengetahui hal ini dan mengadakan konspirasi untuk mendukung agenda politik mereka. Karena Holocaust dianggap ahli-ahli sejarah sebagai salah satu kejadian paling banyak didokumentasikan dalam sejarah, pandangan-pandangan ini tidak dianggap kredibel, dengan organisasi-organisasi seperti American Historical Association mengatakan bahwa Holocaust denial sebagai "at best, a form of academic fraud. Pernyataan holocaust denial di muka umum adalah pelanggaran hukum di sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.

Holocaust deniers lebih suka disebut Holocaust "revisionists". Kebanyakan ahli sejarah mengatakan bahwa istilah ini menyesatkan. Historical revisionism adalah bagian dari ilmu sejarah; yaitu penyelidikan ulang dari accepted history (sejarah yang sudah diterima secara umum) dengan tujuan untuk lebih memperjelas peristiwa tersebut. Sebaliknya, negationist dapat secara sengaja menggunakan catatan sejarah yang salah; seperti ditulis Gordon McFee: "Revisionists depart from the conclusion that the Holocaust did not occur and work backwards through the facts to adapt them to that preordained conclusion. Put another way, they reverse the proper methodology ... thus turning the proper historical method of investigation and analysis on its head."

Public Opinion Quarterly juga menyimpulkan: "Tidak ada ahli sejarah terkemuka yang mempertanyakan kenyataan Holocaust, dan mereka yang mendukung Holocaust denial kebanyakan adalah anti-Semit dan/atau neo-Nazi."

Holocaust denial sangat populer dalam penentang-penentang Israel dari kaum Muslim karena memang banyak bukti yang dikeluarkan oleh ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan kebohongan holocaust ini. Disertasi doktor Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, meragukan bahwa kamar gas digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi dan mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust kurang dari 1 juta jiwa. Abbas belum pernah menyatakan pandangan ini sejak ditunjuk menjadi Perdana Menteri Palestina pada tahun 2003, dan telah membantah bahwa ia adalah seorang Holocaust denier. Pada akhir 2005, presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Holocaust sebagai "mitos pembantaian orang Yahudi.
Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal adanya Holocaust, di antaranya: Pengarang Perancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst Zundel, David Irving, dll. tetapi hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk Pada 15 Feb 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5 tahun penjara. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller, menghujah bahwa semua bukti tentang adanya Holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja, bukan berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel ini juga pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang sama.

Semua hal di atas sangat kontras dengan slogan negara-negara barat sendiri yang menyatakan kebebasan berpendapat apalagi disertai bukti-bukti ilmiah tentang kebohongan Holocaust terutama digunakannya kamar gas oleh Nazi di Polandia, tetapi begitu menyinggung masalah yang menggugat hal ini mereka langsung memberangus habis penentang-penentangnya sehingga banyak kalangan menilai adanya lobby Yahudi yang berdiri dibelakangnya dalam mempengaruhi putusan pengadilan
Hari peringatan Holocaust
Dengan suara bulat, didalam sidang Majelis Umum PBB pada 1 November 2005, ditetapkan bahwa tanggal 27 Januari sebagai "Hari Peringatan Korban Holocaust". 27 Januari 1945 adalah hari dimana tahanan kamp konsentrasi NAZI di Auschwitz-Birkenau dibebaskan. Bahkan sebelum PBB menetapkannya, tanggal 27 Januari telah di tetapkan sebagai Hari Peringatan Korban Holocaust oleh Kerajaan Inggris sejak tahun 2001, sebagaimana halnya di negara-negara lain, mencakup Swedia, Italia, Jerman, Finlandia, Denmark dan Estonia. Israel memperingati Yom HaShoah vea Hagvora, "Hari Hari Peringatan Holocaust dan Keberanian Bangsa Yahudi" pada pada hari ke 27 bulan Nisan, bulan Ibrani, yang biasanya jatuh pada bulan April. Hari peringatan ini biasanya juga di peringati oleh Yahudi di luar Israel.

Pulau Um, Pantai Perawan di Distrik Makbon

Rabu, 24 Juni 2009


Para pencinta pantai sering kali berkhayal bisa singgah di sebuah pulau di tengah laut dengan suguhan pemandangan yang 'menjanjikan surga dunia'. Bukan hanya bebas berenang, tapi juga leluasa berjemur, bermain kayak, bahkan menikmati bola raksasa hangat yang tenggelam di balik punggung bumi. Kecipak senja dengan buaian angin pantai selalu menyergap, membius untuk tinggal lebih lama di bibir pantai.

Kemewahan pantai dan langit dengan semburat keunguan itu bisa Anda jumput di Pulau Um. Pulau di Distrik Makbon, Sorong, Papua Barat, ini menjadi salah satu tujuan yang wajib Anda sambangi jika berada di wilayah paling timur Indonesia. Eits. Jangan bergidik mendengar kata 'pulau'. Pulau Um terbilang kecil, bahkan Anda hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mengelilingi pulau ini dengan bertelanjang kaki.

Hanya satu yang bisa dijanjikan dari kunjungan ke Pulau Um ini, yaitu ketenangan ala pantai perawan yang natural dan kekayaan alam yang sesungguhnya tak ingin bersembunyi dari sentuhan para pendatang.

Jika Anda suka menyelam, jangan lupa untuk membawa perlengkapan selam Anda. Pasalnya, Pulau Um akan memanjakan indera Anda dengan suguhan beragam ikan karag, penyu, lola, teripang, lobster, dan indahnya karang yang terpahat alami.

Nikmati indahnya panorama bawah laut Pulau Um yang sangat menarik lantaran sistem sasi laut yang diterapkan warga Kampung Malaumkarta. Sasi laut adalah larangan untuk menangkap jenis fauna laut tertentu di sebuah kawasan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati oleh masyarakatnya.

Asal tahu saja, Kampung Malaumkarta yang berada berhadapan dengan Pulau Um ini berperan besar menyumbang keindahan alam bawah laut Pulau Um. Masyarakat yang hidup di sekitar Pulau Um dan Kampung Malaumkarta hidup sebagai nelayan dan memiliki kesadaran untuk menjaga hasil laut. Dengan adanya larangan untuk menangkap ikan dengan jala dan bom, nelayan hanya mendapatkan ikan dengan cara memancing.


Pulau ini sering digunakan oleh nelayan sebagai tempat singgah saat mereka mencari ikan. Jika sedang beruntung bertemu nelayan yang singgah, Anda bisa mencicipi kenikmatan ikan segar bakar yang fresh from the ocean. Biasanya nelayan di sini bersedia menjual sebagian hasil tangkapan mereka. Seekor ikan tengiri atau bubara cukup untuk porsi empat orang bisa anda tebus dengan lembaran Rp 20.000.

Di Pulau Um ini, Anda juga akan mendapati ribuan kelelawar yang menjadikan pulau ini sebagai habitatnya. Kawanan kelelawar ini hidup bergantungan di atas pohon. Tangkap kesempatan selagi bisa menikmati kelelawar yang terbang berkelompok dan hinggap dari satu pohon ke pohon lain.

Rasanya terlalu sayang untuk melewatkan Pulau Um yang berkolaborasi kompak pasir putih dengan airnya yang teduh berwarna kehijauan, kicauan burung yang bersahutan, tebaran kelelawar terbang mencari makan, dan torehan semburat jingga di barat yang menuai pendar keemasan di hati. Benar, Pulau Um adalah jawaban dari kemewahan yang ingin dicecap oleh para pecinta pantai.


Bisa jadi, Anda akan merasa menjadi penemu Pulau Um. Pasalnya, pantai ini tak riuh seperti pantai-pantai lain yang sarat dengan gelak tawa para penikmatnya. Sebaliknya, pantai ini sangat tenang; lagi pula belum banyak yang mengetahui harta karun keindahan di pulau ini.

Lantas, bagaimana untuk mendapatkan kemewahan di surga Papua Barat ini?

Nah, begini caranya. Untuk mencapai Pulau Um, Anda harus menuju Makbon melalui jalur darat. Dari Kota Sorong, tersedia angkutan umum menuju Makbon dengan tarif Rp 15.000 one way. Perjalanan sejauh 40 kilometer tersebut akan ditempuh dalam waktu sekitar 2 hingga 3 jam.

Tiba di Makbon, Anda masih harus melanjutkan perjalanan menuju Pulau Um dengan menggunakan longboat sewaan; maklum, belum tersedia transportasi umum menuju ke sana. Untuk menyewa longboat ini, Anda harus merogoh kocek sebesar Rp 300.000 untuk berkendara selama 30 menit hingga tiba di Pulau Um

Sejarah Jakarta: Periode Fatahillah Hilang


SEBELUM Batavia berdiri, di bawah tanahnya pernah ada sebuah kota bernama Jayakarta. Lokasinya sekarang kira-kira di daerah The Batavia Hotel hingga ke Jalan Kopi. Karena Sunda Kalapa dulu itu lokasinya kini ada di sekitaran Kalibesar Barat. Kisah tentang Jakarta tak akan bisa lepas dari keberadaan Fatahillah yang pada tahun 1527 berhasil mengenyahkan Pajajaran dan Portugis. Pada tahun itu pula, ia merebut Sunda Kalapa dan mengganti namanya menjadi Jayakarta.

Di tahun 1619 VOC yang dipimpin oleh JP Coen menaklukkan Jayakarta dan membakar kota itu untuk kemudian mendirikan Batavia.

Nugroho Notosusanto dalam sebuah tulisan yang terbit dalam Ketoprak Betawi menulis, tanggal 21 Agustus 1522 Pajajaran dan Portugis membuat perjanjian, di mana Portugis, melalui Fransisco de Sa, diizinkan membangun sebuah benteng di Sunda Kalapa. Pada 1526 de Sa mendapat tugas menggempur Bintan dan dari sana ia mengarah ke selatan hingga bertemu Fatahillah dan kalah.

Lantas siapa itu Fatahillah? Ia berasal dari Pasai dan melarikan diri saat kota itu direbut Portugis. Fatahillah pun mengembara ke Demak. Dari Demak ia tiba di Jawa Barat dan bertemu de Sa di Sunda Kalapa. Bertempur, menang, dan tinggal sebentar di Jayakarta untuk kemudian pergi ke Cirebon dan menetap di sana. Kekuasaan diserahkan kepada Tubagus Angke. Siapa dia, sejarah tak terlalu banyak menyebut siapa Tubagus Angke ini. Dalam penelitian Dinas Museum dan Sejarah tahun 1994 disebutkan, Tubagus Angke masih kemenakan Maulana Bagdad atau Maulana Abdurahman (dalam Babad Banten).

Tubagus Angke dikatakan memiliki putra yang kemudian melanjutkan kekuasaan di Jayakarta. Nama sang putra adalah Pangeran Jakarta Wijayakrama. Pangeran Wijayakrama inilah yang kemudian takluk pada pasukan VOC di bawah JP Coen. Coen kemudian membakar kota Jayakarta dan membangun Batavia di atas reruntuhannya.

Pangeran Jakarta Wijayakrama diperkirakan mulai memerintah pada 1596 karena dalam salah satu sumber Belanda disebutkan, raja Jayakarta di kala itu sudah tua – maksudnya Tubagus Angke. Di seputaran waktu itu diperkirakan kekuasaan sudah diserahkan kepada Pangeran Jakarta.

Pada 1610 Wijayakrama membuat perjanjian dengan Pieter Both, gubernur jenderal, yang isinya antara lain, orang Belanda yang datang ke Jayakarta boleh berdagang; orang Belanda boleh membangun loji untuk tempat dagangan mereka; orang Belanda boleh mengambil kayu dari pulau-pulau untuk membuat kapal; cukai barang diserahkan ke Raja Jakarta.

Namun lama kelamaan hubungan itu makin tak harmonis hingga tiba JP Coen di Jayakarta. Perselisihan itu berbuntut perang pada 1618 dan akhirnya pada 1619 Jayakarta berhasil direbut Coen.

Kisah tersebut di atas agak sulit didapat, kalaupun ada, informasinya berbeda dengan bahasa yang tak teratur, pula. Demikian pula informasi tentang bagaimana wajah Fatahillah, misalnya.

Terlebih lagi di Museum Sejarah Jakarta (MSJ), yang memamerkan sejarah Jakarta sejak masa pra sejarah hingga masa kolonial, ternyata tak ditemukan periode Jayakarta semasa Fatahillah. Periode itu sepertinya hilang sehingga cerita melompat dari zaman pra sejarah, Hindu, langsung Batavia di bawah JP Coen (kolonial). Tak lengkap bicara sejarah Jakarta tanpa menyebut Fatahillah. Periode sekitar satu abad hilang. Padahal inti sejarah Jakarta adalah dimulainya Jayakarta sebagai embrio Jakarta.

Tugas melengkapi periode Fatahillah itu tak sebatas tugas MSJ tapi juga dinas, dalam hal ini dinas kebudayaan yang kini berbagi peran dengan dinas pariwisata. Keberadaan bidang pengkajian dan pengembangan sejak masa Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI sejatinya antara lain bertugas menutupi bolongnya periode sejarah itu.

Barangkali di HUT ke-482 Jakarta ini lantas ada greget dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, khususnya bidang kebudayaan, untuk segera merapatkan diri, merancang program, membenahi apa yang dirasa kurang dan melenceng, termasuk menggali potensi budaya asli Jakarta. Pasalnya, sejak penggabungan dua dinas, pariwisata dan kebudayaan, rasanya bidang kebudayaan berjalan bagai tanpa pegangan, tanpa induk. Kalau boleh lebih gamblang, seperti tak punya arah yang jelas, yaitu sebuah program besar yang disinerjikan dengan seluruh bidang termasuk pariwisata.

Misteri Kuburan Cleopatra dan Mark Anthony

Kamis, 16 April 2009


Meski cerita cintanya sangat kondang, kuburan Cleopatra dan Mark Anthony sampai kini belum diketahui. Masih misterius di mana kedua insan dimakamkan. Para arkeolog di Mesir akan memulai penggalian untuk mencari makam pasangan kekasih yang sama-sama mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.


Dewan Purbakala Mesir menyatakan, pencarian akan dipusatkan di tiga lokasi yang diduga paling kuat. Ketiga lokasi berada di satu kawasan Kuil Taposiris Magna, yang berada dekat dengan Kota Alexandria di bibir pantai Laut Mediterania.


Tahun lalu, di kuil yang dibangun pada masa kekuasaan Raja Ptolemy II (282-246 SM) itu ditemukan kepala patung Cleopatra, 22 koin bergambar Cleopatra, dan sebuah topeng yang diduga milik Anthony. Di dalam kuil tersebut terdapat sejumlah ruangan. Tiga di antaranya yang berada di bawah tanah diperkirakan sebagai makam Cleopatra dan Anthony.


"Pasangan kekasih itu mungkin disemayamkan di ruangan yang sama," demikian pernyataan yang dilansir Dewan Purbakala. Penggalian akan dilakukan tim arkeolog dari Mesir dan Republik Dominika yang telah melakukan penelitian di kawasan tersebut dalam tiga tahun terakhir.


Cleopatra dan Mark Anthony dikenal dengan kisah asmaranya yang tragis. Keduanya sama-sama memutuskan bunuh diri pada 30 SM setelah kalah perang. Mark Anthony diceritakan tewas dengan pedangnya sendiri, sedangkan Cleopatra mati karena gigitan ular berbisa yang diambilnya sendiri.

Schutsel VOC Milik MSJ "Mejeng" di London

Minggu, 12 April 2009

Sejarah koleksi Museum Sejarah Jakarta dimulai ketika pada tahun 1788, Konselor Hindia Belanda JCM Radermacher, bersama para ilmuwan, mendirikan Perkumpulan Seni dan Ilmiah Batavia (Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen). Tujuannya untuk melakukan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan yang di dalamnya ada sejarah ilmu alam, arkeologi, dan etnografi dari seluruh nusantara.

Sejak abad ke-19, perkumpulan ini sudah memperoleh koleksi peninggalan arkeologi khususnya dari periode pra-Islam, seperti potongan uang dan naskah. Hasil temuan itu bahkan sudah dipamerkan di Museum of Bataviaasch Genootschap van Kusnten en Wetenschappen (Museum Nasional) tahun 1868. Di abad ke-20, museum ini sudah mengumpulkan berbagai ukiran kayu dan obyek seni lainnya berhubungan dengan sejarah Batavia.

Dalam buku Dari Stadhuis Sampai Museum yang ditulis Hans Bonke dan Anne Handojo, di tahun 1937, perkumpulan lain pun terbentuk, yaitu Yayasan Batavia Lama (Stichting Oud Batavia). Yayasan ini berencana membangun museum khusus sejarah Batavia, Museum Sejarah Batavia. Maka, koleksi berbau Batavia dari Museum of Bataviaasch Genootschap pun diboyong ke museum baru ini.

Pada dua tahun berikutnya, publik sudah bisa menikmati koleksi yang terdiri dari berbagai peralatan perak, lukisan, furnitur masa kolonial, buku, dan lainnya sebagai adopsi dari ruang pamer bertema "Compagniekamers (Kamar-kamar Company)". Masa jaya museum ini terganggu pada periode 1942-1945 saat Jepang masuk. Pada periode ini, banyak hal terjadi pada koleksi.


Yayasan Batavia Lama mengubah nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia pada 1950. Lembaga ini menjadi semacam pengatur dua museum, Museum Pusat yang semula bernama Museum of Bataviaasch Genootschap dan Museum Jakarta Lama yang semula bernama Museum Sejarah Batavia. Koleksi dari dua museum tadi kemudian diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada 1958. Pada sepuluh tahun kemudian, pemerintah memindahkan kembali sebagian koleksi ke Museum Jakarta Lama (kini Museum Sejarah Jakarta).

Salah satu koleksi museum ini adalah schutsel atau pemisah ruang dari abad 18. Koleksi ini berasal dari ruang sidang Dewan Hindia Belanda di Kastil Batavia. Adolf Heuken menyebutkan, dewi kebijaksanaan—Dewi Pallas Athena—menjadi bagian sentral pemisah ruang itu. Di bawah mahkota terdapat lambang enam kota yang membentuk VOC, sedangkan di tengahnya ada lambang kota Batavia.

Pemisah ruang ini kini sedang berada di London, tepatnya di Victoria and Albert Museum dalam sebuah pameran bertema Baroque: Stye in The Age of Magnificence (1620-1800). Pameran ini dibuka pada 4 April-19 Juli 2009.

Daendels, Sultan Agung dan Jalan Pos

Herman Willem Daendels yang berkuasa di abad 19 dan Sultan Agung pendiri wangsa Mataram yang berkuasa di abad 17 ternyata memiliki kaitan erat lewat keberadaan Jalan Raya Pos. Sebagian jalur Jalan Raya Pos (Gr ote Post Weg-Red) yang dibangun oleh Daendels merupakan bagian dari jalan desa yang dirintis dan ditempuh pasukan Sultan Agung saat menyerang Batavia tahun 1628 dan 1630.

Sejarawan menjelaskan, beberapa ruas Jalan Raya Pos merupakan perluasan dari jalan yang pernah dirintis atau digunakan pasukan Sultan Agung dari Mataram. "Sultan Agung bermaksud mengukuhkan kekuasaan di tanah Jawa dengan menyerang Batavia lalu menguasai Banten. Itu sebabnya Kesultanan Banten tidak membantu pengepungan yang dilakukan Sultan Agung terhadap Batavia," ujar Mona yang menerjemahkan arsip VOC sejak tahun 1600-an hingga era Hindia Belanda tahun 1942.

Penulis Belanda Pierre Heiboer dalam Klamboes, Klewang, Klapperbomen Indie Gewonnen en Verloren menulis, semula Sultan Agung tidak memandang Belanda di Batavia sebagai musuh. Namun, sikap Sultan Agung berubah saat dia berusaha mengalahkan Banten.

Heijboer menulis ...Vijanden van Mataram werden ze pas toen ze weigerden de sultan sch epen te lenen voor de verovering van Bantam. Het brach Agoeng tot het besluit ... eerst Batavia veroveren en daarna Bantam yang kurang lebih berarti permusuhan berawal ketika Belanda menolak meminjamkan kapal kepada Sultan Agung untuk menyerang Banten, Sultan Agung pun memutuskan untuk mengalahkan Batavia terlebih dahulu, selanjutnya Banten ditaklukkan.

Sebelumnya, seperti dalam tulisan Pramoedya Ananta Toer, Jalan Pos Jalan Daendels, disebutkan Sultan Agung telah melebarkan kekuasaan dengan menguasai dataran tinggi Priangan. Setiap tahun, para bangsawan Pasundan pun diwajibkan datang ke Mataram sebagai wujud kesetiaan pada Sultan Agung.

Semasa menyerang Batavia, Sultan Agung memiliki dua panglima yakni Bahureksa yang berasal dari suku Jawa dan Dipati Ukur yang merupakan bangsawan Sunda. Pasukan bergerak dari wilayah Jawa Tengah dan dataran tinggi Priangan di Jawa Barat. Salah satu gudang beras pasukan Sultan Agung terdapat di sekitar Cirebon, Jawa Barat dan Tegal, Jawa Tengah. Ribuan rakyat desa dikerahkan menjadi tenaga bantuan untuk mendukung pasukan Sultan Agung.

Kalender Kuno Maya Ramalkan Kejadian Besar 2012

Senin, 02 Maret 2009


Kalender suci bangsa Maya atau Tzolkin adalah pintu memasuki pemikiran suatu peradaban sangat maju di dunia Barat sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Para ahli meyakini, astronomi Maya Kuno adalah pencapaian intelektual yang menakjubkan, setara dengan geometri Mesir Kuno dan filosofi Yunani.

Banyak orang percaya, kalender berusia 2.000 tahun itu lebih akurat dibandingkan kalender Gregorian yang digunakan sejak tahun 1582.

Bangsa Maya Kuno hidup pada awal milenium pertama sesudah Masehi di wilayah Mesoamerika, yang membentang dari Meksiko Utara ke Honduras, di utara Semenanjung Yucatan. Penduduknya berjumlah 5 juta sampai 14 juta orang, bermukim di kota-kota yang kini dikenal sebagai Meksiko Selatan, Guatemala, dan Belize.

Dalam The Mayan Calendar and the Transformation of Consciousness (2004), Carl Johan Calleman PhD menulis, selain kebudayaan yang tinggi di bidang seni dan arsitektur yang ditemukan di kawasan-kawasan piramida, seperti Palenque, Tikal, Copán, dan Chitchén Itzá, bangsa Maya Kuno sangat dikenal kemampuannya dalam ilmu astronomi dan matematika. Bangsa inilah yang pertama menggunakan angka nol (0).

Bangsa Maya Kuno terobsesi pada waktu. Menurut Lawrence E Joseph dalam Apocalypse 2012 (2007), mereka menciptakan sedikitnya 20 kalender, disesuaikan dengan berbagai siklus, mulai dari kehamilan hingga panen, bulan hingga Venus. Penghitungan orbitnya sangat akurat dengan selisih hanya satu hari setiap 1.000 tahun.

Reruntuhan kota-kota mereka, menurut Jared Diamond dalam Collapse: How Societies Choose to Fail or Survive (2005), baru ditemukan tahun 1839 oleh ahli hukum dari Amerika Serikat, John Stephens, bersama juru gambar asal Inggris, Frederick Catherwood. Eksplorasi itu menemukan 44 kota dan tempat.

Terobsesi siklus

Yang terpenting bagi masyarakat Maya Kuno adalah etos kosmis. Kedamaian berarti sikap harmoni dengan gerakan abadi alam semesta. Akibat terpaku pada siklus, mereka tidak menyadari perubahan di sekitar mereka.

Hal ini mungkin menjelaskan keambrukan bangsa itu. Meski ada yang meyakini mereka moksa, Jared Diamond secara metodologis menjelaskan, penyebabnya adalah hancurnya daya dukung lingkungan karena bertani dan membabat hutan secara berlebihan, serta pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.

Pandangan itu dikonfirmasi penelitian Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang menemukan serbuk sari terperangkap dalam sedimen berusia 1.200 tahun—menjelang keruntuhan peradaban Maya—di sekitar wilayah Tikal. Itu pertanda deforestasi masif; pepohonan lenyap, tinggal rumput.

Penyebab lain adalah perang terus-menerus memperebutkan kekuasaan dan sumber daya alam. Kurang dari satu abad, jumlah penduduk berkurang 80-90 persen. Menurut Diamond, perhatian para pemimpin saat itu tampaknya berpusat pada masalah jangka pendek. Mereka serakah, gila kuasa, dan menindas.

Namun, keruntuhan dramatis itu tidak menihilkan kearifan bangsa Maya Kuno, khususnya tentang ramalan bencana yang belum tertandingi. Penyerbuan Spanyol atas perintah Roma tahun 1519 sudah diramalkan dengan bantuan bintang-bintang di angkasa.

Ramalan itu menyelamatkan teks-teks kuno—yang masih disimpan para tetua di pedalaman—di antara ribuan teks yang dibakar penjajah dan empat buku tentang Kalender Maya yang kemudian ditemukan di Eropa.

Sekarang Kalender Maya meramalkan kejadian di dunia pada 21/12/2012!

Friday the 13th dan Mitos Seputar Angka 13

Jumat, 20 Februari 2009

Mitos tentang "Friday the 13th" langsung terbayang hari ini karena tepat jatuh di hari Jumat tanggal 13. Di Indonesia, mitos tersebut mungkin tak terlalu dipedulikan namun di negara-negara barat sampai dianggap sebagai tanda kesialan.


Bahkan sampai-sampai ada gangguan psikologis yang menyebabkan seseorang takut setiap kali menghadapi Jumat bertanggal 13. Fobia seperti ini dikenal dengan sebutan paraskavedekatriaphobia atau friggatriskaidekaphobia. Fobia pada angka 13 disebut Triskaidekaphobia.

Tahun ini mendapat perhatian khusus karena dalam setahun bakal ada Jumat bertanggal 13. Jumat "sial" kedua akan datang sebulan ke depan, Jumat, 13 Maret 2009 dan disusul Jumat, 13 November 2009.

"Kejadian sampai tiga kali seperti itu hanya terjadi setiap 11 tahun sekali," ujar Thomas Fernsler, ahli matematika dari Universitas Delaware, AS. Rupanya rahasia angka 13 menjadi topik penelitian Fernsler selama lebih dari 20 tahun.

Sejak kapan mitos Friday the 13th mulai dipercayai masyarakat tak ada yang tahu pasti. Namun, mungkin hal tersebut ada kaitannya dengan sejarah masa lalu yang menyebutkan bahwa tamu ke-13 dalam Jamuan Makan Malam Terakhir akhirnya berkhianat kepada Jesus. Pada abad pertengahan, Jumat bertanggal 13 dianggap tanda kesialan.

Numerologi

Kepercayaan semacam ini yang menghubungkan pengaruh angka-angka terhadap kehidupan dan lingkungan sering disebut numerologi. Di zaman modern saat ini numerologi bagian dari parasains, seperti halnya astrologi yang dihitung berdasarkan posisi bintang. Para pakar matematika umumnay mengabaikan numerologi karena tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.

"Saya tidak sepenuhnya menolak," kata Mario Livio, ahli astrofisika yang menulis buku "The Equation That Cpuldn't Be Solved" terbitan Simon &Schuster tahun 2005. Dengan mempelajari angka, Phytagoras berhasil mengungkap rahasia segitiga.

Kadang-kadang, hubungan angka-angka dengan peristiwa muncul jika diperhatikan dengan seksama. Bahkan pengikut Phytagoras berupaya semaksimal mungkin mengombinasikan hubungan angka-angka tersebut untuk mengungkap rahasia kehidupan.

Napak Tilas Perbioskopan Jakarta

Jumat, 13 Februari 2009

Malem minggu aye pergi ke bioskop, bergandengan ame pacar nonton koboi, beli karcis tau-tau keabisan, jage gengsi ke pakse beli catutan. Aduh emak enaknye nonton dua-duaan, kaye nyonye dan tuan di gedongan, mau beli minuman kantong kosong glondangan, malu ame tunangan kebingungan.

Itulah sepenggal lagu ciptaan almarhum Benyamin Suaeb, Nonton Bioskop, yang dipopulerkan oleh almarhum Bing Slamet. Lagu kocak itu bercerita tentang pengalaman nonton di bioskop. Tentu gambaran bioskop dalam lirik tadi bukanlah bioskop seperti yang ada sekarang. Bioskop dalam gambaran Benyamin dan Bing itu kini hampir semua sudah almarhum. Beberapa memang masih bertahan, dengan napas yang sudah sangat berat.

Jika dilakukan napak tilas perbioskopan Jakarta, maka sepanjang Jakarta Timur, Pusat, Barat, hingga ke Utara, belakangan juga di Selatan, yang tersisa hanyalah nama, kenangan tentang sebuah bioskop. Bioskop-bioskop yang lahir sejak awal abad ke-20 hingga tahun 1960-an. Sebentar lagi, hampir semua jejak bioskop di Jakarta tak berbekas. Di Jatinegara, bioskop Djaja kini sudah berubah menjadi Pusat Grosir Jatinegara, dari sana melaju hingga ke Kramat ada Rivoli yang pada zamannya menjadi pusat pemutaran film-fim India.

Dari catatan Warta Kota, bioskop yang dibangun awal tahun 1950-an itu akhirnya mengalah pada zaman, sekitar tahun 2002. Enam tahun setelah tutup, kondisi bangunan itu makin rapuh, bluwek, kumuh. Biaya perawatan gedung yang terbilang tinggi, belum lagi pajak, menyisakan satu harapan, yakni menjual lahan beserta gedung tersebut.


Sarkan, pedagang gorengan, cukup bersemangat menggali kembali nostalgia sejak tahun 1976, ketika dia mulai berjualan di lingkungan bioskop Rivoli. "Ini bioskop top. Kalau mau nonton film India, ya di sini. Paling ramai malem Minggu. Saya jualan bisa sampai jam 01.00 (dini hari). Apalagi dulu sebelahnya kan Miss Tjitjih, tambah ramai," tutur Sarkan sambil menunjuk gedung di sebelah lahan Rivoli yang kini bertuliskan Astragraphia sebagai gedung di mana perkumpulan sandiwara Miss Tjitjih biasa melakukan pertunjukan pada masanya.



Rivoli, bersama Orion (di Glodok) dan Roxy (Roxy, Jakarta Pusat), termasuk dalam bioskop rakyat yang memutar film-film Indonesia, Melayu, dan India. Sebut saja film Indonesia produksi tahun 1948, Air Mata Mengalir di Tjitarum yang dibintangi Sofia WD.



Semuanya kini tinggal kenangan yang hanya bisa didengar dari pelaku sejarah atau dilihat dan dibaca dalam bentuk dokumentasi, baik tulisan maupun foto. Orion kini menjadi pertokoan elektronik di Glodok. Sebelumnya, bioskop ini pernah berganti nama menjadi Pelangi. Sedangkan di tanah di mana dulu berdiri bioskop Roxy, di pertigaan Jalan Biak dan Jalan Hasyim Ashari, sejak sekitar empat tahun lalu sudah berubah menjadi ruko.



Sedikit kembali ke kawasan Kramat, tak jauh dari sana ada kawasan Cikini. Hingga akhir tahun 1960, di kawasan itu ada kompleks bernama Taman Raden Saleh. Isinya selain kebun binatang juga bioskop Garden Hall dan Podium. Dalam tulisannya Cikini Atawa Cekini, Alwi Shahab menjelaskan, Garden Hall adalah bioskop kelas satu, sedangkan Podium yang berada di sebelahnya adalah bioskop yang lebih kecil.



Majalah Star News terbitan 15 Desember 1955 menyebutkan, bioskop-bioskop yang memakai wide screen adalah Cathay, Metropole, Garden Hall, dan Menteng. Sementara itu, Podium digambarkan sebagai bioskop yang penontonnya adalah mereka yang menganggap nonton bioskop itu setidak-tidaknya bukan hiburan dan punya pandangan bahwa film itu suatu hasil seni. Kini kompleks tersebut menjadi Taman Ismail Marzuki.

Kota atas-bawah

Dari Cikini, tengoklah Pasar Baru. Di sana ada bioskop Globe yang nyaris setahun ini memutuskan untuk tutup. Dalam 50 Tahun Pertama Bioskop di Indonesia disebutkan, bioskop dengan proyektor bersuara di Batavia hanya ada di empat tempat, Kramat/Grand (Senen), Decca Park (Gambir/Monas), Capitol (Pintu Air, dekat Masjid Istiqlal), dan Globe (Pasar Baru). Bioskop Globe yang bertarif Rp 8.000 itu masih beroperasi hingga sekitar Juli tahun lalu.

Madjalah Djaja edisi 21 Djuni 1969 sedikit mengulas tentang bioskop di Djakarta yang dibagi atas "kota atas" dan "kota bawah" yang miskin bioskop. Kota bawah menurut majalah ini adalah dari seputaran Sawah Besar hingga Pasar Ikan. Di kawasan ini, selain ada Orion, Gloria di Glodok dan Pancoran, kemudian lahir Queen di dekat jembatan Kali Besar.

Dalam majalah itu tertulis pula, pada waktu itu (tidak dijelaskan tahunnya) di bilangan kota sudah memiliki bangunan khas untuk pertunjukan opera, yaitu gedung Thalia yang letaknya di sudut Jalan Mangga Besar Raya dan Jalan Hayam Wuruk. Belakangan gedung Thalia dijadikan juga tempat pemutaran film. Menurut Andri, warga asli Glodok yang lahir sekitar tahun 1950-an, belakangan Thalia menjadi sekolah Sari Putra. Princen Park atau Lokasari di kemudian hari juga memunculkan bioskop yang lebih modern di zaman seputar 1950-1960-an, sebut saja Rukiah.

Bioskop-bioskop yang kini sudah terkubur punya alasan sendiri mengapa mereka kalah 'berperang' melawan zaman. Yang pasti, di sekitar akhir tahun 1980-an ketika ada jaringan yang merajai peredaran film, beberapa bioskop kuno kewalahan dan memilih kalah atau mengalah. Di kemudian hari serbuan VCD dan DVD bajakan makin merunyamkan bisnis perbioskopan.

Sungguh tak mudah mencari data tentang keberadaan bioskop lama yang kini sudah berubah wujud. Menelusuri kembali jejak-jejak bioskop jadi salah satu upaya pengumpulan data demi masa yang akan datang. Di antara itu semua masih tersisa bioskop yang masih berdenyut, meski denyutannya melemah, sebut saja "Metropole" alias Megaria, Djakarta, Rex alias Grand alias Kramat, dan Benhill yang akan menjadi cerita di edisi berikutnya. *

Gang Torong dan Observatorium Pertama

Senin, 09 Februari 2009


Tigapuluh lima tahun lalu, Presiden Asosiasi Astronomi California Utara (Astronomical Association of Northern California), Doug Berger, memelopori sebuah kegiatan memasyarakatkan astronomi. Dia sengaja memasang beragam teleskop di kawasan publik. Intinya, berbagi pemandangan indah tentang alam semesta. Dari sana, keingintahuan warga tentang astronomi pun berkembang.

Hingga kini upaya Berger terus berkembang dan selalu diperingati tiap tahun sebagai Hari Astronomi, hari di mana publik, penggemar astronomi, dan para profesional, bisa bertemu melalui berbagai kegiatan. Penentuan Hari Astronomi agak unik karena tiap tahun selalu diperingati setiap Sabtu antara pertengahan April dan pertengahan Mei, saat fase bulan sebelum atau pada saat seperempat awal. Tahun 2008 ini, fase bulan itu jatuh pada pekan lalu, 10 Mei.


Untuk memperingati Hari Astronomi itu, tak ada salahnya kita menengok kembali ke belakang, ke sejarah observatorium pertama di Batavia. Sekadar mengingatkan, astronomi atau ilmu bintang disebut sebagai cabang ilmu pengetahuan tertua. Ilmu ini mencoba menyingkap rahasia dan sejarah alam semesta melalui pengamatan dan penjelasan kejadian di luar bumi dan astmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal usul, evolusi, sifat fisik, dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit dan di luar bumi.

Semula, astronomi hanya memerlukan pengamatan dan ramalan gerakan benda di langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang seperti yang selalu dilakukan manusia berabad lampau. Di Indonesia, astronomi modern dibawa oleh pelaut-pelaut Belanda di Abad ke-17, Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de Houtman.

Lebih 150 tahun kemudian, pendeta Belanda kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr, mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. Ya, observatorium pertama sudah ada di Batavia di Abad ke-18. Observatorium Bosscha yang begitu kita kenal saat ini, baru mulai dibangun pada 1922.

Adalah peristiwa transit Venus, yaitu peristiwa ketika Venus melintas di antara Bumi dan Matahari, di tahun 1761, yang memicu Mohr membangun observatorium pertama di Batavia tersebut. Robert H van Gent, dalam makalah berjudul Observations of the 1761 and 1769 Transits of Venus from Batavia (Dutch East Indies) menyebutkan, Mohr membantu Gerrit de Haan, kepala departemen pemetaan di Batavia dan Pieter Jan Soele, kapten kapal VOC, mengobservasi transit Venus pada 6 Juni 176. Mereka menggunakan dua reflektor Gregorian dengan focal length 45,72 cm dan 68,58 cm. Gent menulis, pengamatan tersebut dilakukan dari sebuah lahan super luas di dekat pantai di luar Batavia.

Lenyap Ketika mengetahui pada 1769 Venus kembali akan transit, Mohr segera merancang pembangunan observatorium yang representatif pada masanya. Maka dibangunlah gedung setinggi lebih dari 24 meter di lahan luas di pinggir Molenvlie. Tahun 1765 pembangunan dimulai dan selesai pada 1768. Observatorium itu menjulang, menjadi gedung paling tinggi pada masanya. Bicara ihwal keberadaan observatorium Mohr di masa kini, ada baiknya menilik lokasi aslinya yang kini ada di Jalan Kemenangan Raya (Petak Sembilan), Jakarta Barat. Nama Gang Torong pun hingga kini masih digunakan untuk nama gang yang dipercaya sebagai lokasi peneropongan bintang milik Mohr itu. Selain nama gang tadi, tentu saja, bekas-bekas observatorium itu sudah ratusan tahun lalu lenyap.

Pada masa ketika rumah sekaligus observatorium Mohr masih berdiri bagaikan menara (toren), kawasan ini bernama Torenlaan. Toren dilafalkan warga lokal sebagai torong jadilah Gang Torong. Gang Torong cukup tenar setidaknya sering disebut dalam koran lokal di masa tersebut.
Dalam lukisannya, Johannes Rach merekam situasi kawasan di sekitar observatorium Mohr. Yaitu bahwa letaknya tak jauh, persisnya di sebelah kanan belakang, dari vihara Kim Tek I atau Jin de Yuan atau orang Indonesia melafalkan sebagai Cin Te Yen. Dalam bahasa Indonesia, Vihara Dharma Bhakti. Lokasi bangunan Mohr itu kini berubah menjadi perkampungan padat di dalam gang. Sementara itu sejarah observatorium itu hanya tersisa dalam bukti lisan yang kebanyakan masih tertulis dalam bahasa Belanda. Dalam bukunya, Gent menceritakan, Mohr meninggal dunia pada Oktober 1775. Lima tahun kemudian, gempa bumi mengguncang Batavia dan memporakporandakan observatorium Mohr. Untungnya, jauh sebelum gempa terjadi, janda Mohr, Anna Elisabeth van't Hoff sudah menjual peralatan astronomi yang dimiliki mendiang suaminya ke Johannes Hooijman, penggagas Bataviaasch Genootschap.

Setelah tergoyang gempa dan kemudian ditinggalkan selamanya oleh Anna van't Hoff pada 1782, bangunan observatorium itu terlunta-lunta begitu saja. Hingga 1809 tercatat masih digunakan sebagai kantor, kemudian barak tentara, sebelum akhirnya dirobohkan. Catatan terakhir pada 1844, gedung itu hanya bersisa pondasi saja. Sedangkan peralatan astronomi yang pernah digunakan Mohr, masih tersimpan di beberapa museum di Belanda.

Awesome Adventure

Senin, 02 Februari 2009

Waktu kemaren gw pergi liburan, memang perjalanannya kaya backpacker gitu....uhheuhhue, tapi asik banget koq, di perjalanan pertama gw pergi ke anyer lewat kota pandeglang gitu, dalam perjalanan kita memang selalu istirahat yang cukup lama di pandeglang tapi itu merupakan bagian dari perjalanan kita. sekitar jam 14.00 kita sampai di anyer di situ kita langsung masuk ke dalam villa dan langsung mencari tempat bersandar.....uhheuhhue..maklum terasa capek banget sih, disitu saya mendapat rekomedasi untuk datang ke tanjung lesung katannya tempatnya asik banget, jadi penasaran pingin nyoba.

di anyer kita langsung cari makanan untuk persiapan makan malam dan setelah makan kita semua gk bisa tidur karena ingin menikmati suasana di daerah tsb..uhheuhhue, lalu diputusin untuk bermain kartu, kayanya gk seru banget klo yang kalah gk di kasih hukuman, mulai dari disuruh bikin coffee, jepit botol pakai dagu, meminum ampas coffe, pakai saru dan helm, sampai mengoleskan pasta gigi di muka ke yang kalah, wah kita main seru banget sampai sampai tak terasa hari menjelang pagi permainan itu berlanjut....uhheuhhue.....

Kita semua istirahat sampai jam 08.00 pagi untuk memulihkan stamina kembali, sekitar jam 10.00 kita semua jalan ke Tanjung Lesung, kita kesana semangat banget sampe2 hujan, jalanan rusak dan bergenang air pun gk jadi halangan ngebatalin niat kita kesana....uhheuhue....kita disana masuk ke Beach Club, gila bagus banget tuh pasir, ombak, pantai, lautnya....


keesokan kayanya hari cerah banget, so gw tanpa fikir panjang lagi langsung ke pantai carita, di situ kita sewa semacam busa buat selancar, memang sih buka selancar beneran tapi seu abis dah, kita sewa sama langganan kita yang orang nya juga baik banget, dia bisa main selancar yang asli, parah keren banget di maennya gw sih cuma berjemur di tengah laut menikmati ombak...uhheuhue...aduh kulit jadi item banget nh gara2 kelamaan kena matahi n gk pake sunblock..tapi gw menikmati semuanya koq...uhhue..tepat jam 10.00 kita semua balik lagi ke villa dan melanjutkan kembali perjalan ke puncak...

ditengah perjalanan kita semua berdebat apakah akan melanjutkan kembali perjalanan atau pulang saja, gw berfikir gak enak banget kalo pulabng gitu aja tanpa bawa oleh2, gw ngertiin koq kita capek banget karena jalan terus dan kurang istirahat makanya diantara kita ada yang emosi, tapi itu semua hanya sebentar saja karena kita semua laskar Brotherhood....uhheuhhue... akhirnya jadi juga kita melanjutkan perjalanan, memanga kita semua banyak istirahat, karena wajar juga kia semua kurang banget istirahat, di puncak kita sampai jam 23.30 an, kita disana kehujanan, baju basah semua, dan air di masjid dingin banget, eh lagi enak2 tidur di suruh keluar...dengan santainya penjaga masjid mengtakan "maaf mas di dalam masjid gak boleh buat tidur", waduh gmana nh ntar tidurnya.......(ah gw gk mw bahas masalah itu, gk enak banget klo gw ceritain)




berlanjut ke keesokan harinya, selesai shalat shubuh kita melanjutk perjalanan kembali tadinya semua sepakat mw ke sukabumi, tetapi karena jalan kesana yang selalu menanjak jadi diputuskan kembali kita semua jalan ke bandung aja. disana ita langsung menuju ke gazibu, kebetulan disana lagi ada acara, parah rame banget di gazibu. kita semua istirahat di suatu monumen yang atasnya ada gambar burung garuda, gak tw juga sih persis namanya...uhhhuue
dibandung memang kita semua cuma buat beli oleh2, tapi rasanya asik banget,semuanya istirahat di masjig agung bandung, gila enak banget di masjid itu bisa tidur2an, cuci muka, mandi tanpa ada yang mengganggu seperti masjid di puncak....hhuuuu. setelah semua agak segar kembali sekitar jam 14.00 kita berangkat lagi untuk pulng karena dirasa sudah beli oleh2 sebagai tujuan utam dan sudah keliling bandung,,,,puaass banget..uhhuehheu..

dalam perjalanan pulang kita seperti mengalami petualangan baru lagi di tengah jalan huja deras dan berhenti beberapa jam kemudian. kita semua erhenti di cianjur dan meneduh di masjid Darussallam...memang disana tempatnya agak kecil dari biasanya tapi di sana kita semua lebih merasa nyaman banget dan setelah Shalat maghrib kita di jamu dengan segelas bandrek yang bisa bikin hangat..uueeenak tenan...uhheeuhue...



jadi jika kita semua membuat rutenya
dari jakarta keita lewat pandeglang langsung pergi ke anyer dan keesokannya ke tanjugn lesung dan kembali lagi ke anyer....
dari anyer lewar pandeglang lagi ke BSD, bogor, ciawi, puncak, cipanas, cianjur trus ke bandu dan final desination kembali lagi ke jakarta atau pulang ke rumah......ffuuuiiii jauh banget th perjalanan..uhhuueehhuuue....